Jumat, 27 Oktober 2017

Hujan di Panti


Hujan di Panti
            Sore itu terdengar suara petir bergemuruh di langit yang menakutkan seluruh anak-anak panti. Anak-anak yang sedang bermain di bawah pohon berlari ke arah panti karena takut kesambar petir. Semuanya berharap semoga petir segera berakhir dan segera hujan. “Semoga hujan ya bu” ujar anak-anak kepada ibu panti. Ibu panti kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas, meminta semoga Allah menurukan rahmat-Nya. Do’a ibu panti langsung di aminkan oleh anak-anak panti, mereka ramai-ramai mengucap amin. Sesaat kemudian turunlah hujan tetapi sempat terhenti sehingga membuat anak panti kesal saat itu. Namun beberapa menit kemudian hujannya kembali turun. Anak-anak panti sangat gembira, seluruh tubuh mereka dibasahi air hujan. Mereka berlari kesana-sini penuh kegembiraan. Sesekali mereka memercikkan air ke arah ibu panti.
            Tiba-tiba terdengar suara anak yang meminta tolong dari arah sungai. Semua orang berlari menuju arah suara anak tersebut yang tak jauh dari panti. Ternyata terlihatlah Anis ditepi sungai.
“Kenapa Anis, kok meminta tolong sepertinya kamu panik sekali” tanya ibu panti penasaran.
“Riko bu… ia kecebur kesungai… bu… dia dibawa arus sungai bu.” jawab Anis dengan nada yang bersalah. Anis dan Riko sudah diperingatkan oleh ibu panti untuk tidak bermain disungai, namun mereka tetap saja nekat bermain ke sungai. Seharusnya mereka mengindahkan peringatan ibu panti yang memang pada saat itu air sungai sedang deras-derasnya di saat-saat hujan. Ditengat-tengah hujan seluruh penjaga panti mencari-cari Riko di seluruh tepi-tepi sungai. Derasnya air sungai membuat pencarian ditunda untuk sementara.
“Dolah kamu laporkan ini kepada pak Rt ya, cepatan ya !!” minta ibu panti kepada Dolah.
            Mendengar berita tersebut pak Rt langsung mencari bantuan kepda Tim-Sar.
“Bu kenapa Riko sampai kecebur kesungai” tanya pak Rt kepada ibu panti.
“Begini pak, ketika itu anak-anak bermain hujan. Sebelum mereka bermain hujan, saya sudah memperingatkan  kepda mereka supaya jangan bermain disungai. Air sungai kan tidak menentu jika hujan pak. Namun saya tidak melihat Anis sama Riko pak. Ternyata mereka sudah duluan ke sungai pak.” Jawab ibu panti pada saat itu ketakutan. Air matanya menetes didepan pak Rt. Mendengar penjelasan tersebut pak Rt memaklumi. Ia merasa bersalah dengan ibu panti. Apalagi pak Rt sekarang melihat ibu panti menangis di hadapannya. Pak Rt tambah merasa bersalah apabila mengingat permohonan ibu panti kepada pak Rt untuk membuat rumah panti di lokasi lain. Sudah sangat lama ibu panti meminta untuk pidah rumah panti dari lokasi tersebut karena takut kejadian seperti ini. Namun pak Rt selalu menyuruh ibu panti untuk bersabar. Alasannya beragam, mulai dari dananya di buat inilah , dibuat itulah. Pokoknya berbagai alasan dikeluarkan dari mulut pak Rt . Dengan adanya kejadian ini membuat pak Rt merasa menyesal dan bersalah atas sikapnya selama ini.
            Hujan yang belum reda membuat pencarian semakin susah. Berbagai cara dilakukan oleh Tim-Sar dan warga-warga desa untuk mencari Riko. Seluruh tepi-tepi sungai di telusuri. Tak lama kemudian Tim-Sar menemukan baju Riko terlepas dan tersangkut di batu-batu sungai. Sehingga membuat pencarian ditersukan sampai magrib. Hari semakin gelap membuat Tim-Sar semakin kesulitan. Debit air sungai pada saat itu sangat tidak mendukung sehingga membuat Tim-Sar menunda pencarian sampai air sungai stabil dan mendukung pencarian. Mereka terpaksa menunda sampai selesai solat insya karena perkiraan mereka nanti selesai solat insya akan memudahka pencarian. Ibu panti yang dari tadi pasrah dan mengharap semoga Riko ditemukan secepatnya semakin panik. Ia tak henti-henti berdo’a semoga Riko segera di temukan. Ia juga berjanji kepada Allah akan lebih berhati-hati menjaga anak panti.
            Setelah solat insya pencarian semakin di  perluas, diperkirakan riko akan ditemukan jauh dari tempat kejadian. Mengingat kejadian yang sudah berselang beberapa jam membuat personel Tim-Sar di tambahkan. Mengikuti arus sungai Tim-Sar membagi dua Tim. Ibu panti yang menunggu dipanti mendapatkan kabar dari dari Dolah setelah dua jam pencarian setelah insya.
“Bu, Riko sudah ditemukan oleh Tim-Sar. Dia dalam keadaan tidak sadarkan diri. Tubuhnya memar-memar terkena hantaman batu. Perutnya kembung Karena keminum air sungai sekarang ia kritis  di rumah sakit bu” begitulah Sms dari Dolah dari salah satu rumah sakit di daerahnya. Mendengarkan kabar tersebut ibu panti bersama anak-anak panti langsung menuju ke rumah sakit. Disana ibu panti melihat Riko yang tak sadarkan diri. Melihat kondisi Riko ibu panti kembali menangis. Karena Riko adalah salah satu anak panti yang sangat ia sanyangi. Ia ditinggalkan kedua orang tuanya saat masih kecil. Ibu dan ayahnya meninggal ketika pulang dari liburan dari makam kedua orangtuanya. Ia meninggalkan Riko yang masih berumur 2 tahun . dan terpaksa Riko di bawa ke panti oleh tetangga rumahnya karena ia sudah tidak punya keluarga lagi. Sejak saat itu ibu panti sangat menaruh rasa sayangnya kepada Riko, selain ia rajin ia juga sangat baik terhadap teman-temannya.
“Bu Riko bagaimana bu, apa dia akan sembuh kembali” tanya Anis sambil menghapus air matanya. Namun ibu panti hanya menganggukkan kepalanya dan tak bersuara. Hanya air matanya yang berlinang. Anis memeluk ibu panti dengan perasaan menyesal karena melihat temannya yang tak sadarkan diri. Ia dan ibu panti hanya bisa menunggu dan berdo’a selama Riko masih dirawat diruangan tersebut.
Previous Post
Next Post

0 komentar: